Saya ceritakan tentang ibu saya yang tidak memiliki pendidikan tinggi namun mempunyai kebijaksanaan yang besar.
Pada usia 33 tahun mempunyai 10 anak, 1 diberikan ke orang lain, 1 meninggal dan 8 orang hidup bersama dia.7 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
Pada umur 33 tahun, papa saya tiba-tiba meninggal
Mama saya pada waktu itu berpikir:
Bagaimana saya hidup sekarang?
Ini ada 8 anak- 7 anak laki-laki yang nakal, bagaimana saya bisa memberi mereka makan?
Mama saya berlutut di hadapan Tuhan. Tuhan, saya meneguhkan hati untuk tidak menikah lagi, sampai saya meninggal saya akan tetap menjanda. Saya bergantung kepada Engkau saja, karena Alkitab berkata: "Dia yang akan memberi perlindungan anak yatim piatu dan para Janda" (Maz 68:5)
Dan untuk anak-anak saya yang yatim, Tuhan Engkaulah yang akan menjadi ayah bagi anak-anak saya. Saya mohon dua hal kepada Engkau Tuhan:
1. Janganlah membuat saya menjadi terlalu miskin sehingga saya mempermalukan namaMu.
2. Janganlah membuat saya menjadi terlalu kaya sehingga saya melupakan namaMu.
Saya beritahukan kepada Anda, saat Mama saya berdoa itu merupakan masa yang paling sulit di Tiongkok, janda yang masih muda ini berdoa. Saya waktu itu berumur 3 tahun ketika ayah saya meninggal. Kemudian, setelah 2-3 tahun kemudian ketika saya berumur 5-6 tahun, ketika saya bangun pagi-pagi saya melihat mama saya berlutut berdoa selama 1 jam: "Tuhanku, Allahku, Mohon agar Engkau bisa pelihara saya dan anak-anak saya, Engkau sudah berikan anak-anak kepada saya, jadikanlah sebagai perjanjian supaya mereka berguna bagiMu. Mereka miskin, dan mereka tidak punya papa lagi. Beri mereka iman. Beri mereka kebijaksanaan. Berikan mereka semangat untuk berjuang"
Ibu saya pernah berkata kepada saya: Jika dompetmu kosong, itu bukan berarti kamu miskin, namun jika hatimu tidak punya kebaikan maka itulah kemiskinan yag sebenarnya. Kamu bisa miskin materi tetapi tidak boleh miskin hati/moral. Dan tidak ada orang yang bisa dipercaya selain Tuhan.
Maka doa mama saya, pengajaran dia tertanam di hati saya. Saya mempergunakan kata-kata dari Tuhan untuk mendirikan iman saya.
Mama saya tetap menjanda sampai dia meninggal dan ketika dia meninggal saya sedang berada di Paris, Perancis dan saya mendapatkan telegram berita meninggalnya mama saya.
Saya ingin pulang, saya sedih, tetapi tidak punya tiket pesawat terbang. Saya harus menunggu sampai 2 minggu dan perasaan saya sangat kacau.
Kakak saya kemudian membuka kotak dan berkata "adik, kamu sebagai pendeta sangat miskin,
Saya punya USD 10.000 untuk kepentingan yang tidak terduga". Kami membeli 3 tiket pesawat yang sangat mahal dan pulang.
Dalam pesawat saya berpikir: Mama saya yang berdoa untuk saya setiap hari, sekarang meninggal.
Saya akan menjadi pengkhotbah di kemudian hari. " Mama, Mama.. mengapa engkau meninggalkan saya cepat sekali. Mama, engkau tidak mempersembahkan uang kepada Tuhan melainkan anak-anak mu.
Mama saya membesarkan kami, dan ketika dia tua dia berkata kepada kami: "Jika saya meninggal, saya tidak punya tabungan 1 sen pun, tabungan saya habis untuk membelikan kamu makanan. Tabungan saya, saya gunakan untuk menyekolahkan kalian. Sekarang saya sudah tua, saya akan pergi bertemu Tuhan saya. Saya tidak merasa bersalah. Karena saya sudah membesarkan kamu dengan darah dan air mata. Kalian harus menghormati Tuhan. Kalian harus hidup kudus. Hidup jujur berdasarkan iman. Memuliakan nama Tuhan. "
Dia miskin karena tidak mempersembahkan uang kepada Tuhan - namun dia mempersembahkan anak-anakNya sebagai ganti.
Saya percaya dalam sejarah Tiongkok, janda yang membesarkan 8 anak dalam kemiskinan , dan 5 diantaranya menjadi pendeta hanya satu, yaitu mama saya.
Saking miskinnya, suatu ketika mama saya pernah berkata kepada saya: "saya kadang ingin makan semangkok mie yang enak. Namun kalau saya makan, anak2 saya tidak makan, sehingga saya tidak jadi makan. Namun kalau semua diajak makan mie itu, maka besok tidak ada lagi uang untuk beli makanan".
Mama saya hanya bergantung pada Tuhan saja.
Puji Tuhan.
Silahkan like dan komen bila anda di berkati lewat kesaksian ini
Tuhan Yesus memberkati.