Jumat, 20 Januari 2017

KESAKSIAN PDT STEPHEN TONG TENTANG IMAN MAMANYA.

Foto Kasih Yesus Menyelamatkan.

KESAKSIAN PDT STEPHEN TONG TENTANG IMAN MAMANYA.

Saya ceritakan tentang ibu saya yang tidak memiliki pendidikan tinggi namun mempunyai kebijaksanaan yang besar.
Pada usia 33 tahun mempunyai 10 anak, 1 diberikan ke orang lain, 1 meninggal dan 8 orang hidup bersama dia.7 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.
Pada umur 33 tahun, papa saya tiba-tiba meninggal
Mama saya pada waktu itu berpikir:
Bagaimana saya hidup sekarang?
Ini ada 8 anak- 7 anak laki-laki yang nakal, bagaimana saya bisa memberi mereka makan?
Mama saya berlutut di hadapan Tuhan. Tuhan, saya meneguhkan hati untuk tidak menikah lagi, sampai saya meninggal saya akan tetap menjanda. Saya bergantung kepada Engkau saja, karena Alkitab berkata: "Dia yang akan memberi perlindungan anak yatim piatu dan para Janda" (Maz 68:5)
Dan untuk anak-anak saya yang yatim, Tuhan Engkaulah yang akan menjadi ayah bagi anak-anak saya. Saya mohon dua hal kepada Engkau Tuhan:
1. Janganlah membuat saya menjadi terlalu miskin sehingga saya mempermalukan namaMu.
2. Janganlah membuat saya menjadi terlalu kaya sehingga saya melupakan namaMu.

Saya beritahukan kepada Anda, saat Mama saya berdoa itu merupakan masa yang paling sulit di Tiongkok, janda yang masih muda ini berdoa. Saya waktu itu berumur 3 tahun ketika ayah saya meninggal. Kemudian, setelah 2-3 tahun kemudian ketika saya berumur 5-6 tahun, ketika saya bangun pagi-pagi saya melihat mama saya berlutut berdoa selama 1 jam: "Tuhanku, Allahku, Mohon agar Engkau bisa pelihara saya dan anak-anak saya, Engkau sudah berikan anak-anak kepada saya, jadikanlah sebagai perjanjian supaya mereka berguna bagiMu. Mereka miskin, dan mereka tidak punya papa lagi. Beri mereka iman. Beri mereka kebijaksanaan. Berikan mereka semangat untuk berjuang"

Ibu saya pernah berkata kepada saya: Jika dompetmu kosong, itu bukan berarti kamu miskin, namun jika hatimu tidak punya kebaikan maka itulah kemiskinan yag sebenarnya. Kamu bisa miskin materi tetapi tidak boleh miskin hati/moral. Dan tidak ada orang yang bisa dipercaya selain Tuhan.
Maka doa mama saya, pengajaran dia tertanam di hati saya. Saya mempergunakan kata-kata dari Tuhan untuk mendirikan iman saya.
Mama saya tetap menjanda sampai dia meninggal dan ketika dia meninggal saya sedang berada di Paris, Perancis dan saya mendapatkan telegram berita meninggalnya mama saya.
Saya ingin pulang, saya sedih, tetapi tidak punya tiket pesawat terbang. Saya harus menunggu sampai 2 minggu dan perasaan saya sangat kacau.
Kakak saya kemudian membuka kotak dan berkata "adik, kamu sebagai pendeta sangat miskin,
Saya punya USD 10.000 untuk kepentingan yang tidak terduga". Kami membeli 3 tiket pesawat yang sangat mahal dan pulang.

Dalam pesawat saya berpikir: Mama saya yang berdoa untuk saya setiap hari, sekarang meninggal.
Saya akan menjadi pengkhotbah di kemudian hari. " Mama, Mama.. mengapa engkau meninggalkan saya cepat sekali. Mama, engkau tidak mempersembahkan uang kepada Tuhan melainkan anak-anak mu.

Mama saya membesarkan kami, dan ketika dia tua dia berkata kepada kami: "Jika saya meninggal, saya tidak punya tabungan 1 sen pun, tabungan saya habis untuk membelikan kamu makanan. Tabungan saya, saya gunakan untuk menyekolahkan kalian. Sekarang saya sudah tua, saya akan pergi bertemu Tuhan saya. Saya tidak merasa bersalah. Karena saya sudah membesarkan kamu dengan darah dan air mata. Kalian harus menghormati Tuhan. Kalian harus hidup kudus. Hidup jujur berdasarkan iman. Memuliakan nama Tuhan. "

Dia miskin karena tidak mempersembahkan uang kepada Tuhan - namun dia mempersembahkan anak-anakNya sebagai ganti.

Saya percaya dalam sejarah Tiongkok, janda yang membesarkan 8 anak dalam kemiskinan , dan 5 diantaranya menjadi pendeta hanya satu, yaitu mama saya.
Saking miskinnya, suatu ketika mama saya pernah berkata kepada saya: "saya kadang ingin makan semangkok mie yang enak. Namun kalau saya makan, anak2 saya tidak makan, sehingga saya tidak jadi makan. Namun kalau semua diajak makan mie itu, maka besok tidak ada lagi uang untuk beli makanan".

Mama saya hanya bergantung pada Tuhan saja.

Puji Tuhan.

Silahkan like dan komen bila anda di berkati lewat kesaksian ini

Tuhan Yesus memberkati.
Suka
Komentari
2,3 rb Komentar
Komentar
Dedy Akyuwen Terpujilah Nama Bapa Anak Dan Rohkudus Amin.
SukaBalas2 menit
Charo Bre ItingNa puji Tuhan,trima kasih pak pdt buat kesaksiannyakesaksiannya smoga kami yg membacanya tetap setia kpd Tuhan baik di dlm suka maupun duka,dan doa sy smoga bpk senantiasa di pakai oleh Tuhan lbih luar biasa lgi,agr kemuliaan Tuhan semakin dinyatakan di sluruh dunia,thanks GBU,
SukaBalasBaru saja
Adelina Retno Herewila Kami alami jg.ayah sy meninggal kan ibu dgn 11anak yg hidup semua.dan puji Tuhan ibu kami msh hidup.janda 11 anak skrg sdh pincang krn patah 4 di tulang pinggul krn pengeroposan. Kami dan ibu hanya bergantung hdp sama Tuhan.dan puji Tuhan beliau yg 74t...Lihat Selengkapnya
SukaBalasBaru saja

Selasa, 17 Januari 2017

PANDANGAN2 TENTANG KEBERADAAN ALLAH

Related image

Doktrin ttg Allah
PANDANGAN2 TENTANG KEBERADAAN ALLAH
1. Pandangan Sebab Akibat
   Kita selalu bertanya: Bagaimana sampai terjadi demikian? Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini harus adda penyebabnya, alam semesta ini juga ada yang
   menciptakannya. Kejadian 1:1; Mazmur 19:1-7, Roma 1:19-20; Ibrani 11:3
2. Keberadaan Allah terlihat dalam "Manusia" ciptaan Allah yang mulia.
    Manusia dicipptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kejadian 1:26. Wajah kera yg tercantik tidak akan menyamai manusia. Kecerdasan manusia adalah
    penyataan terbesar akan keberadaan Allah yang mempunyai hikmat yang agung.
3. Keberadaan Allah terlihat dalam "Intuisi" (Kesadaran Beragama) manusia
   Selain manusia itu adalah makhluk yang cerdas, manusia juga mempunyai intuition, religious instinct (pengetahuan akan keberadaan Allah). Inilah yang
   membuat manusia ingin menyembah sesuatu yang ada diatasnya. Sebelum menjumpai Allah, banyak orang membuat allah atau dewa-dewa untuk disembahnya.
   Kis 17:23-24, Roma 1:23-25, Maz 115:1-8
4. Keberadaan Allah terbukti dalam Moral Manusia
   Manusia mempunyai kepekaan terhadap hal-hal yang baik dan jahat. Allah memberikan "hati nurani" (Conscience). Kalau manusia melanggar hati nurani ini, 
   maka perasaan bersalah (Guilt) dan takut akan hukuman menghantui manusia. roma 2:14,15; I Tim 4:1-2; Ibr 9:14
5. Keberadaan Allah terbukti dalam Sejarah Dunia
   Sejarah manusia menunjuk kepada satu tangan yang mengatur, membimbing dan menontrol bangsa-bangsa di dunia. Maz 66:7, Yes 45:1-5, Why 17:17
6. Keberadaan Allah terlihat dlm Kristus
    Keberadaan Allah dinyatakan dalam Kristus. KelahiranNya, KehidupanNya tanpa dosa, mukjizat yang dibuatNya, ajaranNya, KematianNya, KebangkitanNya,
    dan PengangkatanNya tak dapat dipisahkan dr Allah. Yoh 1:1-14, Yoh 14:6-9, I Tim 3:16
7. Keberadaan Allah terbukti dengan adanya Alkitab
    Alkitab adalah suatu saksi terhadap kebenaran Allah. Alkitab mengkomunikasikan / memberitakan tentang Allah, hakekatNya dan rencanaNya.

Ayat-ayat Alkitab berkaitan dengan Pengampunan

Foto The Beauty of Catholicism.


Ayat-ayat Alkitab berkaitan dengan Pengampunan
 "Karena jikalau  kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu" (Matius 6:14,15)
 "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seeorang menarih dendam terhadap yang lain, sama
seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuatlah juga demikian" (Kolose 3:13)
 "Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah 
mengampuni kamu" (Efesus 4:32)
 "Dan jikalau kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang suatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang 
di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Markus 11:25)
 "Kemudiandatanglah Petrus dan berkata kepada yesus :"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku?
Sampai tujuh kali? Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali" (Mat 18:21,22)
Mat 5:23-25 - "tinggalkan persembahan berdamai dahulu dengan saudaramu"

MENJADI SEPERTI KRISTUS



Related imageMENJADI SEPERTI KRISTUS
Ada alasan mengapa kita disebut sebagai "human beings" bukan "human doings". Panggilan kita yang tertinggi adalah menjadi seperti Kristus - bukan hanya 
melakukan banyak hal untuk Dia. Karena itu pengabdian kita yang paling tinggi dan paling penting adalah menjadi seperti Dia setiap hari.
Seperti apa diri kita itu lebih penting daripada apa yang kita lakukan.
Apakah hal yang menyenangkan hati Tuhan? Seperti kita bicarakan, yang pertama adalah diubahkan menjadi seperti Dia. Yesus adalah gambaran dari segala
sesuatu yang menyenangkan hati Bapa. Tidak ada dalam ciptaan yang lebih menyenangkan hati Bapa kecuali anakNya. Karena itu semakin kita menjadi seperti
Kristus, semakin kita menyenangkan Dia.
Di dlm Kolose 1:9-10 kita dinasehati: "Sebab itu sejak kamu mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima
segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak dihadapanNya serta berkenan
kepadaNya dlm segala hal, dan kamu memberi buah dlm segala pekerjaan yg baik dan bertumbuh dlm pengetahuan yg benar ttg Allah"
Ini merangkum semua hal yg menjadi dorongan dlm hidup kita - dipenuhi dgn pengetahuan akan kehendakNya, dan berjalan dgn cara yg menyenangkan Dia
dalam segala hal.

KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS

Image result for kesempurnaan dlm yesus kristus

KESEMPURNAAN DALAM KRISTUS

Kolose 1:28-29

"Dialah yg kami beritakan, bila tiap2 kami nasihati dan tiap tiap org kami ajari dlm segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dlm Kristus"
Itulah yg kuusahakan dan kupergumulkan dgn segala tenaga sesuai dgn kuasaNya, yg bekerja dgn kuat di dalam aku."

Penjelasan:
1) Pengajaran Paulus tdk sekedar doktrin pengetahuan ttg kebenaran, melainkan suatu perbuatan atau tindakan atau alat utk mencapai TUJUAN 
    - yaitu : agar setiap orang percaya diubahkan serupaa dengan gambaran Kristus
2) Panggilan utama dr hidup kita lebih dr sekedar mengetahui kebenaran tetapi menghidupi kebenaran itu. (Terutama nyata dlm kehidupan sehari-hari setelah
    keluar dari misa Minggu pagi atau doa lingkungan)
3) Kualitas dr pelayanan kita ditentukan oleh kualitas dr orang yg kita layani dlm kehidupan mereka sehari-hari. Bgm mereka dirumah, di tempat kerja, apakah 
    mereka cukup sabar, penuh kasih, baik hati ketika berbelanja atau di jalan? Bgm cara hidup mereka ketika tdk seorangpun melihat mereka? 

    APAKAH MEREKA MENJADI LEBIH SERUPA SEPERTI KRISTUS? Ini harus menjadi ukuran bg kita utk menilai kehidupan sehari-hari.
    Inilah gambaran buah pelayanan sso.
Sejarah Gereja itu sama dgn sejarah Israel dlm Alkitab. Itu merupakan suatu siklus kontinyu dr kebangunan dan kelpasan diikuti oleh sikap apatis, tindakan murtad,
keterikatan, dan kemudian kembali kepada kebangunan dan kelepasan, dimana siklus itu dimulai lagi.
Sikap apatis akan berubah menjadi tindakan murtad bila ritual dipakai untuk menggantikan kebenaran.
Dlm jaman modern bisa dikatakan proyek-proyek MENGGANTIKAN KEHIDUPAN KRISTUS di tengah kita. Hati hati. Alleluya.
Rick Joyner, "The Foindation" Word for the Week.
Warta Sepekan, GBI, Sawangan, 11 Mei 2003.

Minggu, 15 Januari 2017

Siapakah Isa Almasih itu ?



Siapakah Isa Almasih itu ?

Sabtu, 14 Januari 2017

Ia Menarik ”Kesimpulan dalam Hatinya”

Maria


Ia Menarik ”Kesimpulan dalam Hatinya”

00:00
22:25
1, 2. Lukiskan perjalanan Maria, dan mengapa perjalanan itu tidak terlalu nyaman baginya?
MARIA menyesuaikan posisi duduknya yang tidak nyaman. Sudah berjam-jam ia menunggangi binatang beban yang kecil itu. Di depan, Yusuf terus melangkah, menapaki jalan menuju Betlehem yang jauh. Maria sekali lagi merasakan ada yang bergerak-gerak dalam perutnya.
Maria sedang hamil besar; Alkitab menggambarkan dia pada saat itu dengan ungkapan ”hamil tua”. (Luk. 2:5) Seraya pasangan ini melewati ladang demi ladang, beberapa petani yang sedang membajak atau menabur bisa jadi mengangkat kepala dan heran mengapa ada wanita yang mau bepergian dalam kondisi seperti itu. Apa sebabnya Maria melakukan perjalanan yang begitu jauh dari rumahnya di Nazaret?
3. Tugas apa yang Maria terima, dan apa yang akan kita pelajari darinya?
Semuanya dimulai berbulan-bulan sebelumnya ketika wanita muda Yahudi ini menerima tugas yang unik dalam sepanjang sejarah manusia. Ia harus melahirkan anak yang akan menjadi Mesias, Putra Allah! (Luk. 1:35) Ketika hampir tiba saat melahirkan, ada tuntutan untuk pergi ke Betlehem. Selama perjalanan, Maria menghadapi berbagai hal yang menguji imannya. Mari kita lihat apa yang membantunya tetap kuat secara rohani.

Perjalanan ke Betlehem

4, 5. (a) Mengapa Yusuf dan Maria pergi ke Betlehem? (b) Ketetapan Kaisar menggenapi nubuat apa?
Bukan hanya Yusuf dan Maria yang melakukan perjalanan itu. Kaisar Agustus baru saja mengeluarkan ketetapan agar orang-orang di negeri itu pulang ke daerah asal mereka untuk didaftarkan. Bagaimana Yusuf menanggapinya? Catatan itu berbunyi, ”Tentu, Yusuf juga pergi dari Galilea, dari kota Nazaret, ke Yudea, ke kota Daud yang disebut Betlehem, oleh karena ia anggota dari keturunan dan keluarga Daud.”Luk. 2:1-4.
Ketetapan yang dikeluarkan Kaisar pada waktu itu bukan suatu kebetulan. Nubuat yang ditulis sekitar tujuh abad sebelumnya  menyatakan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem. Nah, kebetulan ada sebuah kota bernama Betlehem yang hanya berjarak 11 kilometer dari Nazaret. Namun, nubuat itu menyatakan bahwa dari ”Betlehem Efrata”-lah Mesias akan datang. (Baca Mikha 5:2.Untuk sampai ke desa kecil itu dari Nazaret, orang-orang biasanya menempuh jarak sekitar 150 kilometer melalui Samaria. Ke Betlehem yang inilah Yusuf harus pergi, karena di sanalah tempat asal leluhur keluarga Raja Daud—yang juga leluhur Yusuf dan Maria.
6, 7. (a) Mengapa perjalanan ke Betlehem merupakan tantangan bagi Maria? (b) Dengan menjadi istri Yusuf, apa pengaruh hal itu terhadap keputusan Maria? (Lihat juga catatan kaki.)
Apakah Maria mau mendukung keputusan Yusuf untuk mematuhi ketetapan itu? Perjalanan itu akan sulit baginya. Kemungkinan besar saat itu awal musim gugur, maka hujan gerimis mungkin sering turun menjelang berakhirnya musim kering. Selain itu, Betlehem terletak di ketinggian 760 meter lebih—suatu pendakian yang cukup berat di akhir perjalanan mereka. Pendakian ini mungkin lebih lama daripada biasanya, karena mengingat kondisi Maria, mereka harus sering beristirahat. Di saat-saat seperti ini, seorang wanita muda pasti ingin tinggal di rumah saja, tempat keluarga dan teman-teman siap menolongnya jika nyeri bersalin mulai terasa. Pastilah untuk menempuh perjalanan ini, Maria harus berani.
Maria dan Yusuf melakukan perjalanan ke Betlehem
Perjalanan ke Betlehem tidaklah mudah
Walau demikian, Lukas menulis bahwa Yusuf pergi ”untuk mendaftarkan diri bersama Maria”. Ia juga mencatat bahwa Maria  ”telah diberikan [kepada Yusuf] sebagai istri”. (Luk. 2:4, 5) Menjadi istri Yusuf sangat memengaruhi keputusan-keputusan Maria. Ia memandang suaminya sebagai kepalanya sehubungan dengan hal-hal rohani, menerima peranan yang Allah berikan kepadanya sebagai penolong dengan mendukung keputusan suaminya. * Jadi, ia menghadapi tantangan iman ini dengan ketaatan penuh.
8. (a) Hal lain apa yang mungkin memotivasi Maria untuk pergi dengan Yusuf ke Betlehem? (b) Dalam hal apa teladan Maria menjadi inspirasi bagi orang-orang yang setia?
Apa lagi yang bisa jadi memotivasi Maria untuk taat? Tahukah ia nubuat tentang Betlehem sebagai tempat kelahiran Mesias? Alkitab tidak mengatakannya. Namun, kita tidak dapat menepis kemungkinan bahwa Maria tahu, karena fakta itu rupanya tidak asing di kalangan pemimpin agama dan kebanyakan orang. (Mat. 2:1-7; Yoh. 7:40-42) Maria mengenal baik Tulisan-Tulisan Kudus. (Luk. 1:46-55) Apa pun motifnya, entah Maria memutuskan untuk ikut pergi demi menaati suaminya, ketetapan pemerintah, atau nubuat Yehuwa sendiri—atau karena gabungan berbagai faktor—ia menjadi teladan yang sangat bagus. Yehuwa amat menghargai pria dan wanita yang memiliki sikap rendah hati dan taat. Dewasa ini, saat ketundukan sering  menjadi salah satu sifat yang paling diremehkan, teladan Maria menjadi inspirasi bagi orang-orang yang setia di mana pun.

Kelahiran Kristus

9, 10. (a) Apa yang mungkin diingat Maria dan Yusuf seraya mendekati Betlehem? (b) Mengapa Yusuf dan Maria sampai bermalam di kandang ternak?
Maria pasti menarik napas lega ketika Betlehem mulai terlihat di kejauhan. Sambil mendaki lereng bukit, melewati kebun zaitun—tanaman yang terakhir dipanen—Maria dan Yusuf boleh jadi mengingat sejarah desa kecil ini. Desa ini sangat tidak berarti untuk diperhitungkan di antara kota-kota Yehuda, persis seperti kata nabi Mikha; namun, di sinilah tempat kelahiran Boaz, Naomi, dan belakangan Daud, semuanya lebih dari seribu tahun sebelumnya.
10 Maria dan Yusuf mendapati desa itu sudah penuh sesak. Orang-orang yang mau mendaftar sudah tiba lebih dahulu, sehingga mereka tidak mendapat tempat di kamar penginapan. * Tak ada lagi pilihan bagi mereka selain bermalam di kandang ternak. Kita bisa membayangkan betapa prihatinnya Yusuf melihat istrinya menderita rasa sakit yang luar biasa, yang kian menjadi-jadi. Justru di tempat seperti inilah, nyeri bersalinnya muncul.
11. (a) Mengapa para wanita di mana-mana bisa memahami apa yang Maria rasakan? (b) Dalam hal apa saja Yesus adalah ’anak sulung’?
11 Para wanita di mana-mana bisa memahami apa yang Maria rasakan. Sekitar 4.000 tahun sebelumnya, Yehuwa telah menubuatkan bahwa akibat dosa warisan, wanita akan menderita kesakitan sewaktu melahirkan. (Kej. 3:16) Tak ada bukti yang menyiratkan bahwa Maria mendapat perkecualian. Catatan Lukas dengan bijak tidak menyibak privasi seputar kondisi itu, dengan sekadar berkata, ”Dia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung.” (Luk. 2:7) Ya, ”anaknya yang sulung” telah lahir—yang sulung dari banyak anak Maria, semuanya paling tidak ada tujuh. (Mrk. 6:3) Namun, yang ini lain daripada yang lain. Anak ini bukan saja anak sulungnya melainkan ”yang sulung dari antara semua ciptaan” Yehuwa sendiri, Putra satu-satunya yang diperanakkan Allah!Kol. 1:15.
12. Di mana Maria membaringkan bayinya, dan bagaimana faktanya berbeda dengan drama, lukisan, dan latar adegan Natal?
12 Pada saat inilah catatan itu menambahkan perincian yang terkenal, ”Dia membalutnya dengan lampin dan membaringkannya dalam sebuah palungan.” (Luk. 2:7) Drama, lukisan, dan latar adegan Natal di seluruh dunia memberikan gambaran yang terlalu sentimentil tentang situasi ini. Namun, perhatikan kenyataannya. Palungan adalah wadah makanan ternak. Keluarga ini menginap di kandang, sama sekali bukan tempat yang higienis atau bersih—baik dulu ataupun sekarang. Sebenarnya, mana ada orang tua yang mau memilih tempat seperti itu untuk melahirkan jika ada pilihan lain? Kebanyakan orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Betapa terlebih lagi Maria dan Yusuf ingin memberikan yang terbaik bagi Sang Putra Allah!
13. (a) Dengan cara apa Yusuf dan Maria memberikan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki? (b) Bagaimana orang tua yang bijaksana dewasa ini bisa membuat prioritas seperti Yusuf dan Maria?
13 Akan tetapi, keterbatasan itu tidak membuat mereka getir; mereka sebisa-bisanya memberikan yang terbaik dengan apa yang mereka miliki. Misalnya, perhatikan bahwa Maria mengurus bayi itu, membungkusnya dengan lampin yang nyaman, lalu membaringkannya dengan hati-hati dalam palungan, memastikan agar ia tidak kedinginan dan aman. Meski khawatir akan keadaannya pada saat itu, Maria tidak mau tersimpangkan. Dia tetap berupaya memberikan yang terbaik. Dia dan Yusuf juga tahu bahwa memenuhi kebutuhan rohani anak ini merupakan hal yang paling penting yang bisa mereka lakukan. (Baca Ulangan 6:6-8.Dewasa ini, orang tua yang bijaksana membuat prioritas serupa seraya membesarkan anak-anak mereka dalam dunia yang miskin secara rohani ini.

Kunjungan yang Membesarkan Hati

14, 15. (a) Mengapa para gembala bergegas untuk melihat bayi itu? (b) Apa yang dilakukan para gembala setelah berkunjung ke kandang ternak itu?
14 Suasana yang penuh damai itu mendadak terusik. Para gembala bergegas masuk ke kandang, ingin sekali melihat keluarga itu, khususnya sang bayi. Pria-pria ini bercerita dengan penuh semangat, wajah mereka memancarkan sukacita. Mereka bergegas datang dari lereng bukit tempat mereka tinggal bersama kambing-domba mereka. * Mereka memberitahukan pengalaman menakjubkan yang baru saja mereka alami kepada Yusuf dan Maria yang masih bingung. Tengah malam di lereng bukit, seorang malaikat tiba-tiba menampakkan diri kepada mereka. Kemuliaan Yehuwa bercahaya di sekeliling mereka, dan malaikat itu memberi tahu mereka bahwa Kristus, atau Mesias, baru saja lahir di Betlehem. Mereka akan mendapati anak itu terbaring dalam palungan, terbungkus lampin. Kemudian, terjadi sesuatu yang lebih spektakuler lagi—tampaklah berlaksa-laksa malaikat, menyanyikan kemuliaan bagi Yehuwa!Luk. 2:8-14
15 Tidak mengherankan bahwa pria-pria yang rendah hati ini bergegas ke Betlehem! Mereka pasti terpukau melihat bayi yang baru  lahir itu terbaring di sana persis seperti yang digambarkan sang malaikat. Mereka tidak menyimpan kabar baik ini bagi diri sendiri. ”Mereka memberitahukan perkataan [itu] . . . Dan semua orang yang mendengarnya heran atas perkara-perkara yang diberitahukan kepada mereka oleh gembala-gembala itu.” (Luk. 2:17, 18) Para pemimpin agama pada zaman itu memandang hina para gembala. Akan tetapi, Yehuwa pasti menghargai pria-pria yang rendah hati dan beriman ini. Namun, apa pengaruh kunjungan ini terhadap Maria?
Yehuwa pasti menghargai gembala-gembala yang rendah hati dan beriman ini
16. Bagaimana Maria menunjukkan bahwa ia pasti suka berpikir, dan apa kunci utama imannya?
16 Tenaga Maria tentu terkuras setelah perjuangannya melahirkan anak, tetapi ia mendengarkan setiap perkataan dengan penuh perhatian. Bukan itu saja, ”Maria mulai menyimpan semua perkataan ini, menarik kesimpulan dalam hatinya”. (Luk. 2:19) Wanita muda ini pasti suka berpikir. Ia tahu bahwa pesan malaikat ini sangat penting. Allahnya, Yehuwa, ingin agar dia mengetahui dan memahami identitas serta status putranya. Maka, ia tidak sekadar mendengar. Ia menyimpan perkataan itu dalam hatinya agar dapat direnungkan lagi dan lagi pada bulan-bulan serta tahun-tahun mendatang. Inilah kunci utama iman yang Maria pertunjukkan sepanjang hidupnya.Baca Ibrani 11:1.
Dalam kandang, Maria menggendong bayi Yesus sementara ia dan Yusuf mendengarkan para gembala
Maria dengan penuh perhatian mendengarkan para gembala dan menyimpan perkataan mereka dalam hatinya
17. Bagaimana kita bisa meniru teladan Maria dalam hal kebenaran rohani?
17 Maukah Saudara meniru teladan Maria? Yehuwa telah memenuhi halaman Firman-Nya dengan kebenaran rohani yang sangat penting. Akan tetapi, kalau ingin mendapat manfaatnya, pertama-tama kita harus memberikan perhatian pada kebenaran tersebut. Hal itu kita lakukan dengan membaca Alkitab secara teratur—bukan sekadar sebagai karya sastra melainkan sebagai Firman Allah terilham. (2 Tim. 3:16) Kemudian, seperti Maria, kita perlu menyimpan perkataan rohani dalam hati kita, menarik kesimpulan. Jika kita merenungkan apa yang kita baca dalam Alkitab, terus memikirkan bagaimana kita dapat lebih sepenuhnya menerapkan nasihat Yehuwa, iman kita akan mendapat cukup gizi untuk bertumbuh.

Lebih Banyak Perkataan yang Ia Simpan dalam Hatinya

18. (a) Bagaimana Maria dan Yusuf mematuhi Hukum Musa sewaktu Yesus masih bayi? (b) Persembahan yang Yusuf dan Maria berikan di bait menyingkapkan apa tentang keadaan ekonomi mereka?
18 Pada hari kedelapan, Maria dan Yusuf menyunat bayi itu sesuai dengan ketentuan Hukum Musa, dan menamainya Yesus  seperti yang diperintahkan. (Luk. 1:31) Lalu, pada hari ke-40, mereka membawanya dari Betlehem ke bait di Yerusalem, yang berjarak beberapa kilometer, dan mempersembahkan korban pentahiran yang ditentukan Hukum bagi orang miskin—dua tekukur atau dua burung dara. Bahkan jika Yusuf dan Maria merasa malu karena tidak mampu mempersembahkan domba jantan dan seekor tekukur seperti orang tua lainnya, mereka menepis perasaan itu. Bagaimanapun, mereka sangat dikuatkan dengan berada di sana.Luk. 2:21-24.
19. (a) Apa saja perkataan Simeon yang Maria simpan dalam hatinya? (b) Bagaimana reaksi Hana ketika ia melihat Yesus?
19 Seorang pria lansia bernama Simeon mendekati mereka dan memberi Maria lebih banyak perkataan untuk disimpan dalam hatinya. Pria ini mendapat janji bahwa sebelum meninggal, ia akan melihat Mesias, dan roh kudus Yehuwa menyatakan kepadanya bahwa si kecil Yesus itu adalah Juru Selamat yang dinubuatkan. Simeon juga memperingatkan Maria akan kepedihan hati yang akan ia tanggung suatu hari kelak. Dia berkata bahwa Maria akan merasa seolah-olah sebilah pedang panjang menembus dirinya. (Luk. 2:25-35) Meskipun mengisyaratkan sesuatu yang buruk, kata-kata itu bisa jadi telah membantu Maria bertekun sewaktu saat yang menyusahkan itu tiba, tiga dekade kemudian. Setelah Simeon, seorang nabiah bernama Hana melihat Yesus kecil dan mulai membicarakan dia kepada  semua orang yang telah lama menanti-nantikan pembebasan Yerusalem.Baca Lukas 2:36-38.
Maria dan Yusuf di bait, Simeon menggendong bayi Yesus dan nabiah Hana memperhatikan
Maria dan Yusuf merasa sangat dikuatkan dengan berada di bait Yehuwa di Yerusalem
20. Mengapa keputusan Yusuf dan Maria untuk membawa Yesus ke bait terbukti sebagai keputusan yang bagus?
20 Alangkah bagusnya keputusan Yusuf dan Maria untuk membawa bayi mereka ke bait Yehuwa di Yerusalem! Dengan demikian, mereka memperkenalkan kepada putra mereka suatu kebiasaan seumur hidup untuk dengan setia hadir di bait Yehuwa. Di sana, mereka berbuat sebisa-bisanya sesuai dengan kesanggupan mereka dan menerima petunjuk dan dukungan moril. Maria pasti meninggalkan bait pada hari itu dengan iman yang lebih kuat, hati yang penuh dengan perkataan rohani untuk direnungkan dan diceritakan kepada orang lain.
21. Seperti Maria, bagaimana kita bisa memastikan agar iman kita semakin kuat?
21 Sungguh menyenangkan melihat para orang tua dewasa ini mengikuti teladan tersebut. Di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa, para orang tua dengan setia membawa anak-anak mereka ke perhimpunan Kristen. Para orang tua tersebut berbuat sebisa-bisanya dalam ibadat, memberikan kata-kata anjuran kepada rekan-rekan seiman mereka. Dan, mereka pulang dengan tekad yang lebih kuat, perasaan yang lebih bahagia, dan memiliki banyak hal baik untuk diceritakan kepada orang lain. Sungguh senang dapat berkumpul bersama mereka! Seraya kita melakukannya, kita akan mendapati bahwa iman kita, seperti iman Maria, akan semakin kuat.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India